Sabtu, 25 Juli 2009

KIAT MENGURANGI STRES

Setiap hari, banyak orang mengalami stres. Setidaknya, kondisi jiwa acapkali tertekan oleh segudang tugas dan tanggung jawab yang mereka emban. Para pemimpin, para karyawan, bahkan sopir angkot pun tidak lepas dari stres. Peluang tertekan stres semakin tinggi ketika seseorang tidak lagi mampu mengendalikan emosinya. Mereka akan mudah marah, cepat putus asa, dan mengambil jalan pintas negatif, sehingga alih-alih menyelesaikan masalah, mereka justru mengundang datangnya masalah baru. Dengan demikian, perlu kiat-kiat menghadapi stres demi teraihnya ketenangan hidup.
1. Kendalikan ambisi. Seseorang yang terkenal ambisius sangat mudah didera stres. Orang ambisius akan teropsesi untuk meraih prestasi tertinggi dan selalu ingin jadi yang terhebat dalam waktu singkat. Ia bahkan berani mengorbankan segala yang ia miliki demi mewujudkan impiannya. Tentu, semangat semacam ini sangat diperlukan untuk sebuah prestasi besar. Akan tetapi, bagi mereka yang kurang mampu mengenali kekuatan dirinya, semangat ini justru akan berbalik arah menghancurkan jiwanya. Untuk itu, ia haruslah mampu menggabungkan semangat ini dengan pengendalian emosi. Ambisi tinggi boleh asalkan proporsional dan rasional. Jika ambisi tidak terkontrol, salah-salah bukan prestasi yang datang, justru penyakit yang menyerang.

2. Tawadhu. Betapa banyak ayat al-Qur'an yang menyarankan kita untuk bersifat tawadhu. Tawadhu bukan berarti rendah diri dan tidak berani menanggung resiko, akan tetapi tawadhu merupakan sebuah kepribadian yang memberikan efek kontrol bagi seseorang sehingga ia tidak dengan mudah merendahkan orang lain. Tawadhu akan mendorong seseorang untuk tersenyum ketika orang lain meraih prestasi tinggi, bukan malah memusuhi. Orang tawadhu akan ringan memberikan apresiasi tinggi dan mudah bekerja sama. Dalam hatinya, tidak terbersit satu pikiran pun untuk menghancurkan orang lain. Justru sebaliknya, apa yang ia miliki yang pada hakikatnya hanyalah titipan Allah, akan diberikan kepada orang lain demi pengabdiannya kepada sang pencipta. Dengan begitu, stres akan jauh dari pemilik sifat ini.

3. Banyak bersyukur. Syukur begitu mudah diucapkan tapi betapa sulit dilakukan. Nikmat Allah yang begitu banyak kita rasakan jarang sekali mendapat porsi untuk kita syukuri. meluangkan waktu hanya untuk sekedar menghitung nikmat Allah nampaknya suatu pekerjaan yang berat. Padahal, kalau kita mau, tak perlulah semua kita hitung, kita pasti akan merasa bahwa ternyata kita termasuk orang-orang yang beruntung. Kondisi tubuh yang sempurna, keluarga yang lengkap, pekerjaan yang menantang, dan aneka nikmat lain akan membuat kita secara sadar mengucap alhamdulillah. Memang, kita tidak lepas dari masalah hidup yang terus mewarnai kehidupan kita. Namun, masih banyak manusia yang tidak seberuntung kita. Masih banyak mereka yang bernasib lebih mengenaskan daripada kita, namun mereka masih tetap bertahan dan menjalani hidup dengan tabah. Lalu kita? Tentu rasa syukur itu harus lebih sering kita ucapkan sekaligus kita implementasikan maknanya dalam kehidupan kita. Dengan demikian, stres yang diakibatkan oleh banyaknya keinginan kita yang tidak terwujud akan sedikit demi sedikit terkikis oleh rasa syukur yang memenuhi hati. Bekerja keras dan terus bersyukur akan membuat hidup kita lebih tentram dan makmur.
4. Mendekatkan diri kepada Allah SWT. Allah adalah tempat berlindung. Ingat kalimat ta'awudz? Dalam kalimat itu kita berlindung kepada Allah dari segala godaan hidup. Allah adalah tempat mengadu. Di saat hati gundah, tatkala pikiran bingung, di saat tak ada teman curhat, Allah adalah pilihan utama dan terbaik untuk menemani hidup kita. Jadi, bila tekanan jiwa mulai mendera, ambillah wudhu dan shalatlah! Sesungguhnya shalat dan berdoa adalah senjata umat Islam untuk menenangkan jiwanya. Singkatnya, Allah tempat kita mulai dan berakhir. Kita pasrahkan hidup mati kita kepada-Nya. Dialah yang Maha Mengetahui dan Maha Kuasa atas segala sesuatu. Jika Ia menghendaki, maka jadilah. Akhirnya, stres yang kita alami akan mudah terkikis dengan kedekatan kita kepada Allah SWT.

Demikian kiat-kiat singkat, semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Introduction