Minggu, 26 Juli 2009

OBAT HATI

Kalau kita mau jujur, kondisi jiwa kita setiap harinya selalu mengalami pasang surut. Keinginan untuk menikmati hari tanpa satu masalah pun hanyalah isapan jempol belaka. Semua orang, tak peduli kelas sosialnya, kaya-miskin, pejabat-rakyat, elit-alit, semua mendapatkan jatah masalah dalam kesehariannya. Lihat saja sinetron yang tiap hari mewarnai layar kaca, tokoh-tokohnya dengan aneka karakter adalah perwujudan dari pelbagai problem hidup yang mereka harus hadapi. Pertanyaannya kemudian, adakah obat dari segala masalah itu?

Salah satu resep yang selama ini dinilai manjur adalah obat hati yang terkemas dalam lima program (seperti yang populer melalui lagu Opick) . Pertama, Membaca Al-Qur'an dengan meresapi maknanya. Mengapa harus al-Qur'an? Banyak pakar mengatakan bahwa al-Qur'an ibarat kristal yang memancarkan sinarnya yag sejuk di setiap sisinya. Hampir semua masalah dapat diredakan dengan al-Qur'an. Allah SWT sering menyidir sifat takabur dan tamak manusia yang menjadi salah satu penyebab kehancurannya. Pendekatan diri kepada Allah melalui pembacaan firman-Nya akan menenangkan pikiran dan mengembalikan kita kepada fitrah yang suci.

Kedua, menjalankan shalat malam. Di kala manusia terlelap, suasana hening, seseorang yang bangun dan menjalankan shalat shalat malam akan merasakan keteduhan di hatinya. Tatkala tidak ada lagi tempat mengadu, Allah SWT adalah muaranya. Dengan meneteskan airmata atas kelemahan dan kebodohan, kita dapat menyampaikan seluruh kegundahan hati tanpa harus khawatir ada orang yang akan membocorkan kelemahan kita. Allah SWT Maha Penyayang. Ia Maha Dekat dan Peduli kepada hamba-hamba-Nya yang mau mendekatkan diri kepada-Nya. Tatkala seorang hamba mendekati-Nya dengan berjalan, Ia akan mendekati hamba-Nya itu dengan berlari. Sungguh kasih sayang-Nya mengungguli kemarahan-Nya. Ia Maha Pengampun yang siap menerima taubat hamba-Nya betapapun besarnya. Dengan demikian, shalat malam adalah salah satu pintu komunikasi yang handal antara sang Pencipta dan hamba-Nya.

Ketiga, berkumpul dengan orang-orang shaleh. Orang shaleh adalah orang yang dalam kehariannya selalu menjadikan Allah sebagai tujuannya. Ia berbuat baik untuk kemaslahatan manusia dan alam semesta. Hatinya jernih, pikirannya bening. Dunia tidak menyilaukan matanya. Ia selalu konsisten dalam perbuatannya. Alangkah indahnya kalau kita dapat menemukan orang-orang semacam ini yang kemudian dapat kita jadikan kawan bergaul untuk meraih keridhaan Allah SWT. Namun, paling tidak, dalam kehidupan nyata, kita mempunyai seorang idola yang menurut kita merupakan salah satu perwujudan watak orang shaleh. Kita dapat mendekatinya, dan kita dengar kata-katanya yang sejuk agar kita selalu berada di jalan kebenaran.

Keempat, banyak berpuasa. Ini adalah salah satu pekerjaan yang lumayan berat bagi mereka yang tidak biasa. Puasa yang ditandai dengan menghentikan aktifitas yang membatalkan dari terbit fajar hingga matahari terbenam meniscayakan seseorang untuk dapat mengendalikan hawa nafsunya. Puasa tidak hanya menghindarkan diri kita dari sifat tamak, tapi juga dapat menjadikan jiwa kita lebih lembut. Puasa adalah sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT karena dalam puasa, zat yang paling tahu apakah diri kita sedang puasa atau pura-pura puasa hanyalah Allah. Kita niatkan puasa hanya untuk-Nya. Dengan berpuasa, jiwa kita akan bersih, diri kita semakin dekat dengan Allah, dan akhirnya kita dapat merasakan sentuhan hangat dalam hati kita sehingga kita dapat menjadi manusia bijaksana.

Kelima, banyak berzikir. Zikir adalah sarana untuk mengingat Allah dalam kondisi apa pun dan dimana pun. Allah selalu menjaga kita, Allah selalu melihat kita, merekam dan meminta pertanggung jawaban atas segala gerak gerik kita. Oleh karenanya, mengingat Allah melalui aneka penciptaan-Nya yang agung dapat menjadikan diri kita lebih tenang dalam menjalankan kehidupan. Dengan zikir, jiwa kita menjadi tentram. Dengan berzikir, hati kita menjadi lapang. Akhirnya, masalah kehidupan yang membebani pikiran kita lambat laun akan terurai bersama kekuatan dan kebesaran-Nya. Allah selalu menaungi hamba-hamba-Nya selagi hamba itu menjadikan Allah sebagai penolongnya. Tidak ada daya dan upaya melainkan bersama kekuatan-Nya.

Demikian sekelumit remungan hari ini, semoga kita menjadi hamba yang bertaqwa. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Introduction