Minggu, 10 Januari 2010

MANUSIA TRIPLEK DAN MANUSIA BATU BATA

Hampir tak ada yang menyangkal bahwa hidup ini penuh dengan masalah. Tiap hari, manusia dihadapkan kepada situasi yang menuntut kerja keras, baik fisik maupun pikiran. Bagi orang yang menyukai tantangan, hidup ini begitu dinamis sehingga setiap lembar waktu selalu berubah dengan tampilan barunya. Sebaliknya, bagi orang yang mencintai kemapanan, laju kehidupan membuatnya selalu tegang dan berjaga-jaga kalau-kalau ada sesuatu yang mengancam kenyamanannya. Itu berarti, menjalani hidup di muka bumi ini tergantung pada sikap kita merespon fenomena.

Tulisan ini ingin mengungkap model manusia dalam merealisasikan impiannya. Tipe pertama adalah manusia triplek. Manusia jenis ini adalah orang yang memiliki keinginan tinggi untuk sukses namun dengan cara instan. Ia bercita-cita menjadi orang sukses, maju, terkenal, dan kaya dalam waktu singkat. Cara yang ditempuh persis seperti orang ingin membangun rumah secara cepat dengan menggunakan triplek. Memang, dalam waktu yang relatif pendek, rumah tersebut akan segera dapat dinikmati. Ia tidak terkena teriknya panas dan tetesan hujan. Pendek kata, tujuannya bisa dicapai dalam hitungan tidak begitu lama.

Sebaliknya, tipe kedua adalah manusia batu bata. Maksudnya, manusia tipe ini adalah orang yang ulet dan gigih dalam memperjuangkan harapannya secara istiqamah. Ia ibarat rumah yang dibuat dari batu bata. Dari bawah, rumah itu ditopang satu persatu dengan batu bata yang direkatkan satu sama lain. Memang, impian manusia jenis ini tidak lekas terwujud sebagaimana manusia triplek, akan tetapi dengan kesabarannya, ruma pun akan berdiri megah dan kokoh. Dalam perjalanannya, tak sedikit orang mencelanya sembari melabelinya sebagai manusia lambat. Namun, dengan kebulatan tekad dan manajemen yang baik, akhirnya impiannya pun dapat terwujud.

Ada persamaan dan perbedaan yang dapat diamati dari kedua jenis manusia ini. Persamaannya adalah adanya usaha yang dilakukan dan tujuan yang diharapkan. Dalam hal usaha, kedua tipe manusia ini sama-sama melakukan beberapa langkah untuk meraih impian. Mereka juga sama-sama ingin meraih impian yang telah ditetapkan sebelumnya.

Hanya saja, perbedaan mendasar dari keduanya adalah model usaha yang dilakukan dan ketahanan prestasi yang mereka capai. Dari sisi usaha, manusia triplek lebih cenderung ingin mewujudkan cita-citanya dalam waktu singkat. Kalau bisa cepat mengapa harus lambat, begitulah kira-kira slogannya. Mungkin, tipe ini bagus, karena ia dapat mencapai tujuannya tanpa harus berpayah-payah terlalu banyak. Sekali dayung, seribu pulau terlampaui. Namun, dari sisi ketahanannya, mereka ibarat rumah triplek. Satu dua tahun mungkin masih bisa bertahan. Tapi, pada tahun ketiga, ia mulai digerogoti rayap dan mulai lapuk. Tak lama kemudian, rumah ini terancam roboh.

Kenyataan ini tentu bertolak belakang dengan manusia batu-bata. dari sisi usaha, ia memang relatif membutuhkan waktu yang lebih lama. Ia harus berjuang mati-matian jika ingin menyamai prestasi manusia triplek. Tetapi, jika ia mau, ia juga tidak kalah cepat dengan manusia triplek yang santai, asalkan ia tidak kenal lelah menata sebongkah demi sebongkah batu bata untuk membangun impiannya. Ia pun berpeluang mendahului prestasi manusia triplek. Kemudian, dari sisi ketahanan prestasi, jelas manusia batu bata tak tertandingi. Manusia triplek hampir dipastikan tidak pernah menandingi prestasi manusia batu bata. Rumah yang dibangun dengan batu bata selalu lebih kuat dan kokoh daripada rumah yang terbuat dari triplek. Ia akan melindungi penghuninya dari panas dan hujan dalam waktu yang lama. Dengan demikian, manusia batu bata akan memberikan manfaat dan menikmati kejayaannya lebih langgeng ketimbang manusia triplek yang cepat memberikan manfaat namun hanya bersifat sementara.

Alhasil, kita dapat memilih tipe yang sesuai dengan karakter dan keinginan kita, tentunya dengan kesadaran penuh akan konsekuensi yang mengiringinya. Perpaduan antara keduanya mungkin bisa diharapkan, namun tentu sulit dilakukan. Oleh sebab itu, masa depan kita sangat bergantung keputusan kita hari ini. Wa Allah a'lam.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Introduction