Jumat, 19 Februari 2010

MEMBENTUK KELUARGA SAKINAH

Sejak menikah, sepasang suami isteri pasti menginginkan rumah tangga yang akan dibangun dapat menjadi keluarga bahagia. Dalam terma agama, keluarga idaman itu disebut sebagai keluarga sakinah. Kata sakinah sesuangguhnya mengindikasikan adanya ketenangan dan kedamaian. Lebih-lebih jika kata tersebut digabungkan dengan kata mawaddah dan rahmah, rasanya keluarga semacam itu menjadi panutan semua kalangan, seperti yang terjadi dalam keluarga rasulullah. Mawaddah bermakna cinta kasih sedangkan rahmah berarti kasih sayang. Alangkah senangnya jika keluarga kita menjadi salah satu bagian dari kelompok keluarga sakinah.

Saat akan memilih jodoh, rasulullah mengingatkan kita untuk menggunakan empat kriteria sebagaimana riwayat Muslim dari Abu Hurairah. Pertama, harta kekayaannya; kedua, nasabnya; ketiga keindahan tubuhnya; dan keempat agamanya. Namun rasulullah menegaskan bahwa kita disarankan untuk memilih pasangan karena agamanya, karena dengan itu hipup kita akan tenang. Idealnya, kita tentu mendapatkan keempat kriteria pada pasangan kita, namun rasanya sulit dan butuh waktu lama untuk mendapatkannya. Bisa jadi kita bisa menemukan sosok manusia ideal tersebut, namun sayangnya kita justru tidak masuk dalam kriteria orang tersebut. Jadilah kita seorang pengalah yang harus pasrah (kasihan banget….). Oleh sebab itu, kita akan lebih bijak jika mendapatkan dua atau tiga dari empat kriteria tersebut. Kriteria agama haruslah mendapat prioritas utama sejalan dengan hadis rasulullah di atas.

Keluarga sakinah meniscayakan adanya kesimbangan lahir dan batin. Pertimbangan duaniwi yang bertumpu pada kekayaan dan kesempurnaan tubuh hanya akan menyisakan penyesalan di akhir waktu. Kekayaan yang tidak diperoleh dengan jalan halal pasti akan menambah permasalah hidup yang kian rumit. Demikian pulan, keindahan tubuh yang tidak digunakan pada tempatnya akan menjadi sumber fitnah yang menyesakkan dada. Ketika keimanan telah mengendap dalam hati seorang manusia, ia akan mampu menggunakan segala potensi untuk kebaikan. Sebagai misal, harta kekayaan yang diperoleh akan disisihkan untuk orang lain. Konsep zakat dan wakaf akan mewarnai harinya sebagai sarana untuk membersihkan harta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Introduction