Minggu, 25 April 2010

MENENTUKAN JENIS KELAMIN ANAK


Tadi malam saya ditanya oleh seorang sahabat tentang cara menentukan jenis kelamin anak. Kebetulan ia sudah punya dua anak perempuan dan ingin punya anak laki-laki. Saat ini istrinya sedang mengandung enam bulan. Wah, soal ini cukup menggelitik dan sulit dijawab, apalagi saya tidak punya amalan tertentu. Memang, saya telah memiliki dua anak, laki-laki dan perempuan, tetapi itu bukanlah hasil sebuah rekayasa. Saya hanya mengandalkan doa dan ikhtiyar batin agar harapan saya tercapai, persis dengan usaha-usaha saya dalam mengatasi segala tantangan hidup.

Dengan teori kesehatan, para dokter dapat memberikan sejumlah saran kepada pasangan yang hendak menentukan jenis kelamin anaknya. Misalnya, suami harus banyak makan daging sedangkan istri perlu mengonsumsi sayuran jika mengharapkan kelak anaknya berjenis kelamin laki-laki. Sebaliknya, suami harus makan sayuran lebih banyak sedangkan sang istri mengonsumsi daging bila menginginkan anak perempuan. Tim medis juga bisa melakukan seleksi kromoson x dan y dalam sel sperma agar pembuahan yang diharapkan dapat terwujud. Proses semacam ini biasanya dilakukan dalam mekanisme bayi tabung.

Walaupun begitu, penentu jenis kelamin adalah Allah SWT. Manusia hanya bisa berusaha namun Zat Maha Agunglah yang akan menentukan. Allah dalam Surat Lukman: 34 menyatakan bahwa ada empat rahasia yang tidak bisa diungkap oleh manusia kecuali sedikit. Pertama adalah waktu datangnya hari kiamat, kedua adalah jenis kelamin bayi dalam rahim, ketiga adalah aktifitas yang akan dilakukan besok, dan terakhir lokasi kematiannya. Paling banter, manusia hanya bisa merencanakan, namun hasil finalnya tetap ada di tangan Allah SWT.

Kembali kepada penentuan jenis kelamin, sepanjang pengetahuan saya selama belajar agama, tidak ada satu pun metode yang disarankan berdasarkan al-Qur'an dan hadis untuk menentukan jenis kelamin anak. Allah SWT telah menyatakan bahwa laki-laki dan perempuan akan mendapat perlakukan yang sama di hadapan-Nya, khususnya dalam hal pembalasan kebaikan dan keburukan. Kalaulah ada bacaan tertentu yang mustajab, pastilah Rasulullah SAW akan memiliki banyak anak laki-laki dan bacaan itu akan sampai kepada kita. Kenyataannya, dari delapan anak yang dimiliki Nabi SAW, hanya dua anak yang berjenis kelamin laki-laki dan mereka pun telah meninggal saat balita. Hal ini persis dengan firman Allah SWT yang menerangkan bahwa Muhammad SAW bukanlah ayah dari seorang manusia berjenis kelamin laki-laki, tetapi merupakan rasul dan penutup para nabi. Dengan demikian, jelaslah bahwa Allah SWT dan Rasulullah SAW tidak memberikan rumus khusus untuk menentukan suatu jenis kelamin. Allah SWT hanya memberikan satu doa agar kita diberi keturunan yang dapat menyejukan hati (qurratu a'yun) tanpa mempedulikan jenis kelaminnya.

Akhirnya, anak adalah karunia dan amanah besar yang harus kita jaga. Mereka adalah investasi berharga untuk akhirat kita. Doa mereka akan selalu kita nanti kelak di alam baka. Oleh karenanya, apapun jenis kelamin anak kita, mereka harus tetap kita didik dan arahkan agar menjadi generasi yang bermanfaat untuk kemajuan Islam di masa depan. Amin.

1 komentar:

  1. Alhamdulillah... Pak Dirman, setuju dengan tulisan Pak Dirman.. Allah hold all the destiny and we only have to pray and try hardly....

    BalasHapus

Introduction