Senin, 19 April 2010

TANTANGAN SEORANG MUALAF


Status mualaf jelas bukan impian banyak orang. Seringkali, ketika seseorang mendapat hidayah dan ingin memeluk Islam secara sempurna, tantangan dari dalam dan luar dirinya datang bertubi-tubi. Tantangan dari dalam semisal merubah keyakinan lama yang sudah tertanam dalam hati merupakan proses pergolakan batin yang melelahkan. Selain itu, kecaman keluarga semakin menyudutkan diri sang mualaf. Oleh sebab itu, anugerah sebagai Muslim sejak lahir adalah karunia yang patut disyukuri.

Sebut saja Riki. Lelaki lajang ini sebenarnya sudah lama ingin masuk Islam. Ia sering berdiskusi dengan kawan-kawannya tentang ajaran Islam. Terpukau hatinya untuk segera mengikrarkan dua kalimat syahadat. Sayangnya, ayahnya begitu geram ketika mendengar niatnya masuk Islam. Bagi sang ayah, Islam adalah agama yang terlalu ribet, banyak konflik, dan dipenuhi oleh orang-orang miskin. Kalaulah ada yang kaya, mereka tidak peduli dengan nasib orang-orang yang tak mampu.

Riki berusaha keras meyakinkan ayahnya tentang indahnya Islam. Sayangnya, ia belum berhasil dan bahkan diancam akan dikeluarkan dari silsilah keluarganya jika ia menjadi Muslim. Pergulatan batin ini membuat Riki bertahan dengan agama lamanya karena ia memang secara ekonomi masih bergantung pada ayahnya.

Setelah ia lulus SMA, ia memberanikan diri untuk merantau ke sebuah kota yang jauh dari kampung halamannya. Ia meminta restu orang tuanya untuk belajar hidup mandiri, di samping niatnya untuk masuk Islam sudah bulat. Meskipun diiringi dengan hardikan ayahnya, Riki tetap bersikap sopan dan hormat kepada orang tuanya saat berpamitan.

Di kota baru itu, Riki menemui seorang kiayi pemimpin sebuah pondok pesantren agar ia dibimbing mempelajari Islam. Akhirnya, pada sebuah malam Jumat selepas Isya', Riki membaca dua kalimat syahadat di hadapan kiayi itu dan disaksikan oleh ratusan santri. Ia pun tenang dalam Islam dan siap menjadi mujahid fillah demi tegaknya kalimat tauhid di lingkungannya. Di pesantren itu, Riki kini bertekad untuk mendalami al-Quran dan al-Hadis agar hidupnya dapat menapaki jalan ilahi. Ia tidak ingin lagi hidup dalam kebimbangan. Semoga Allah menguhkan hatinya dan selalu memberikan sinar petunjuk-Nya. Amin

Semoga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Introduction