Jumat, 21 Mei 2010

BERKUNJUNG KE RUMAH KAKEK


Saya termasuk beruntung bahwa hingga saat ini saya masih mempunyai seorang kakek yang setia menemani cucu-cucunya. Kemarin, saya berkunjung ke rumah kakek di Nganjuk. Saat ini beliau tinggal bersama Bulek Nik. Betapa senangnya kakek melihat saya datang. Tak berhenti-hentinya kakek bersyukur masih dapat melihat saya lagi. Beberapa bulan yang lalu, kakek memang pernah berharap saya datang menjenguknya. Namun, karena saya masih ada tugas di Semarang, baru kali ini harapan itu terpenuhi.

Kakek adalah sosok bersahaja yang religius. Pendidikan pesantren yang pernah dikenyam saat muda begitu membekas dalam kehidupannya. Beliau tidak pernah hidup berfoya-foya meskipun anak keluarga terpandang. Bahkan, untuk menghidupi keluarganya, beliau rela menjadi petani biasa yang harus bekerja keras mengolah sawahnya sendiri. Ibu saya yang dikirim ke pondok tidak jarang harus menahan diri ketika kiriman tidak datang pada waktunya. Kakek perlu banting tulang membiayai sekolah ibu dan harus mengantarkan bekal ke pondok dengan mengayuh sepeda tuanya. Kini, hampir seluruh putra-putri kakek telah sukses dalam karirnya. Saatnya kakek menikmati hari-harinya dengan lebih banyak ibadah. Beliau tidak lepas dari membaca al-Qur'an setiap hari.

Ada sejumlah pelajaran yang dapat saya petik dari kakek. Pertama, kesederhanaan. Kedua, kesabaran. Ketiga, istiqamah, dan terakhir tawakkal. Kesederhanaan kakek mengajarkannya untuk tidak malas bekerja. Ia tidak pernah malu melakukan apa saja untuk mempertahankan hidup asalkan halal. Kesabarannya juga luar biasa. Ia mengalami banyak cobaan yang sangat berat, namun tetap dijalaninya dengan penuh kesabaran dan ketabahan. Justru, dengan ujian itu, kakek semakin giat beribadah. istiqamah adalah hal lain yang dimiliki kakek, Ia rutin menghidupkan mushalla yang ada di sebelah rumahnya hinga akhirnya beliau tidak bisa lagi berjalan jauh seperti sekarang. Tiga tahun lalu, beliau masih mampu melakukan rutinitasnya berkunjung ke anak-anaknya setiap bulan. Ia tidak perlu ditemani oleh siapapun meskipun usianya sudah lebih dari 80 tahun. Pandangan matanya masih tajam setajam ingatannya. ia tidak lupa nama-nama cucunya dan bahkan sering bercerita tentang kawan-kawannya dulu. Semua dituturkan dengan lugas dan runtut. Terakhir, kakek selalu mengajarkan kepada kami untuk selalu bersandar kepada Allah SWT. Hidup ini perlu dijalani dengan tabah dan tawakkal karena semua sudah menjadi kehendak-Nya. Tidak ada seorangpun yang bisa merubah ketentuan Allah jika memang sudah ditakdirkan. Oleh sebab itu, dekat dengan Allah adalah suatu keniscayaan agar hati kita tetap tenang dan tentram.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Introduction