Kamis, 26 Agustus 2010

LEBIH AKRAB DENGAN AL-QURAN KITA


Saya sering berpikir bahwa kita sebagai umat Islam merupakan umat yang paling beruntung. Kita ditakdirkan menjadi umat Nabi Muhammad yang merupakan nabi akhir zaman. Jutaan atau bahkan milyaran manusia pernah hidup di atas bumi ini dengan segenap tingkah polahnya. Kita mendapatkan semua informasi itu dengan begitu validnya melalui firman Allah SWT yang terkodifikasi dalam sebuah kitab suci, yakni al-Qur'an. Kita tidak perlu perlu melihat atau mengalami sendiri berbagai siksaan Tuhan yang ditimpakan kepada sekelompok manusia yang ingkar kepada-Nya. Ada sebagian mereka yang ditenggelamkan, dikubur hidup-hidup dalam gempa, ada pula yang dilempari batu panas hingga mati seperti dimakan ulat. Kita tentu tidak ingin mendapat siksaan itu dengan cukup belajar dari kesalahan kaum terdahulu.

Al-Qur'an merupakan kitab hidayah, yakni buku suci yang memberikan petunjuk bagi umat manusia di akhir zaman. Kitab ini merupakan produk terbaru yang "dilaunching" Tuhan sebagai penyempurna produk terdahulu, seperti Zabur, Taurat, Injil, dan beberapa shuhuf. Sebagai karya ter-up date, al-Qur'an jelas lebih canggih dan lebih lengkap dalam menuturkan berbagai kisah anak cucu Adam sepanjang masa, mulai dari yang shaleh hingga yang thaleh, dari yang paling baik hingga yang super jahat. Berbagai konsekuensinya pun dijabarkan secara gamblang. Misalnya, ketika dua anak Adam berkorban untuk Tuhannya, anak pertama berkorban dari barangnya yang buruk sedangkan yang anak kedua berkorban dengan barang yang paling baik. Lalu, Allah pun menerima korban dari barang yang paling baik. Ini menunjukkan kepada kita bahwa jika kita ingin memberikan sesuatu kepada orang lain tentulah kita harus memilih barang yang paling baik setidaknya barang yang masih pantas diberikan agar mendapat ridha dari Allah SWT.

Allah SWT begitu jelas menunjukkan berbagai perbuatan yang membuat-Nya senang dan memaparkan pula sejumlah perbuatan yang menjadikan-Nya murka. Misalnya, Dia sangat senang kepada hamba-hambanya yang shaleh yang senantiasa bertaqwa dan bertawakkal kepada-Nya. Begitu pula Allah SWT sangat murka kepada perbuatan manusia yang mencelakakan orang lain. Semua itu dituturkan Allah SWT dalam al-Qur'an yang menjadi buku panduan hidup bagi umat Islam sepanjang masa. Allah SWT tidak segan-segan memberitahukan rahasia kesuksesan orang-orang yang dicintai-Nya, seperti berbakti kepada orang tua dan menjalankan shalat malam. Juga, Allah SWT dengan jelas menjabarkan ciri-ciri orang yang celaka hidupnya, semisal pezina dan peminum khamar yang telah terbujuk rayuan setan. Setan dalam al-Qur'an disebut sebagai musuh yang nyata bagi manusia. Begitu lengkapnya al-Qur'an, seakan-akan kita tidak pantas lagi berbuat salah yang kemudian membuat Allah SWT menurunkan adzab-Nya.

Tapi kita memang manusia yang pada fitrah penciptaannya dibekali dua instink, yakni kecenderungan berbuat baik dan berbuat buruk seperti termaktub dalam surat Al-Syams:8. Dalam lanjutan ayat itu Allah menegaskan bahwa hanya hamba-hamba-Nya yang mau mensucikan jiwanya sajalah yang akan sukses sedangkan orang-orang yang mengotori jiwa mereka pasti akan menyesal. Sungguh, dengan merenungi beberapa ayat saja dari al-Qur'an, kita seperti dibangunkan dari mimpi buruk kehidupan kita yang kadang jauh dari semangat al-Qur'an. Sayang, bujukan hawa nafsu sering membutakan kita dan menjadikan kita seperti umat-umat terdahulu yang sering bermaksiat kepada-Nya. Sungguh amat disayangkan padahal kita adalah umat datang belakangan yang seharusnya bisa belajar dari kesalahan-kesalahan dari umat terdahulu.

Kesimpulannya, kita patut mengenal lebih dekat al-Qur'an kita. Kitab suci itu pada hakikatnya adalah kado Tuhan yang terindah bagi kita umat Islam. Namun sangat disayangkan, kita sendiri sering lupa akan berjuta untaian pelajaran berharga yang terkandung di dalamnya. Semoga dengan merenungi turunnya al-Qur'an pada ramadhan ini, kita mendapat hidayah Allah SWT sehingga kita diberi kekuatan untuk menjalankan ajaran al-Qur'an semaksimal mungkin. Sungguh, Allah SWT Maha Pengampun dan Maha Pemberi Petunjuk. Wa Allah a'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Introduction