Sabtu, 14 Agustus 2010

RAMADHAN DAN KEMERDEKAAN

Puasa mengajari kita untuk mampu memimpin diri sendiri. Puasa memberikan kesempatan kepada kita untuk memilih jalan hidup tanpa dipaksa oleh orang lain. Kemerdekaan dalam hal menjalankan puasa memberikan inspirasi kepada kita bahwa Allah SWT menyediakan kebebasan seluas-luasnya kepada hamba-hamba-Nya untuk memilih jalan hidup yang disukai, antara iman dan kufur. Saat berpuasa, kita bisa saja berbohong kepada sesama bahwa kita sedang puasa. Padahal kenyataannya, kita telah makan dan minum di tempat yang tidak terlihat oleh orang lain. Puasa kian meneguhkan keyakinan kita bahwa puasa hanya diperuntukkan bagi Allah SWT. Tak ada seorang pun yang akan mengorek status puasa kita karena mereka sendiri juga sedang sibuk menjaga status puasanya. Hanya kita sendirilah yang tahu apakah kita berpuasa atau tidak.

Puasa mengajari kita untuk bersikap jujur. Kita bisa mengelabuhi pikiran orang dengan tersenyum manis dan bertutur lembut. Tapi hal ini tidak berlaku untuk puasa. Meskipun kita berpura-pura puasa dengan menunjukkan fisik kita yang lemah, ternyata nurani kita tidak bisa dibohongi. Sepandai-pandainya kita menutupi aib diri di depan manusia lain, kita tetap merasa bahwa kita telah melanggar larangan yang semestinya kita jauhi. Puasa kian menyadarkan kita untuk selalu berpegang teguh pada suara hati yang jujur dan apa adanya.

Di bulan Agustus ini, kita mendapat dua kenikmatan, yakni hadirnya bulan suci Ramadhan dan hari kemerdekaan. Ramadhan yang berarti pembakaran dosa dapat kita maknai sebagai masa penghapusan kebohongan, kemunafikan, dan kebodohan kita dalam menjalankan ajaran agama. Dengan semangat ramadhan, kita peringati hari kemerdekaan bangsa yang diraih dengan pengorbanan jiwa raga yang tak terkira. Untuk itu, kita harus mampu mewujudkan nilai-nilai ramadhan, semacam ketaqwaan dan kejujuran, agar kemerdekaan bangsa yang kita raih 65 tahun lalu benar-benar mampu menjadikan kita sebagai insan yang merdeka, berdedikasi tinggi, dan menjunjung hati nurani. wa Allah a'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Introduction