Senin, 13 September 2010

KONGSI LEBARAN INDONESIA-MALAYSIA


Meskipun hubungan politik Indonesia dan Malaysia sempat tegang sebelum lebaran, namun kami para mukimin Iowa yang berasal dari kedua negara tetap damai dan rukun. Pada saat berbuka puasa bersama yang dihelat Masjid Iowa City, kami sering bertemu dan berjabat tangan sambil menikmati hidangan. Kini saat lebaran, kami bahkan membuat acara besar semacam halal bi halal antara keluarga dan mahasiswa Indonesia-Malaysia di rumah Bang Azhari, uwak Malaysia. Hari Minggu kemarin petang, puluhan orang berbondong-bondong memenuhi rumah yang berlokasi di daerah Coralville itu. Aneka makanan pun bernuansa binasional: ada soto ayam dan tempe kentang Indonesia dan beragam menu semacam gulai Tom Yam khas Malaysia. Ikan segar bakar dan kare ayam plus nasi berani juga terhidang dengan lezatnya. Hemmm, nikmat benar hidangan hari ini serasa makan di restoran hotel berbintang.

Acara diawali dengan sambutan Bang Azhari dengan logat melayunya yang kental. Intinya adalah ungkapan bahagia atas kedatangan para tamu dan permohonan mohon maaf lahir batin di hari lebaran ini. Ia pun menyilakan para hadirin untuk segera mencicipi hidangan. Pakaian yang dikenakan Bang Azhari dan sebagian besar orang Malaysia adalah pakaian khas Melayu dengan baju koko dan sarung sutera pendeknya. Tak ketinggalan peci senada juga dikenakannya. Irama musik Melayu pun tak ketinggalan. Lagu-lagu khas lebaran yang begitu merdu diperdengarkan melalui sound system di ruangan tersebut. Nuansa kental itu rupanya sengaja disuguhkan agar para tamu yang hadir dapat merasakan kehangatan suasana idul fitri seakan-akan sedang berada di tanah air. Wah, rasanya sedang berkunjung ke kediaman perdana menteri Malaysia yang sedang menyelenggarakan acara Open House.

Hidangan dua bangsa ini rupanya tidak disia-siakan oleh para tamu yang kebanyakan masih berstatus mahasiswa. Mereka sangat bersemangat untuk mencicipi suluruh hidangan yang tersedia. Nampak beberapa orang yang sudah mengambil sepiring penuh makanan khas Malaysia datang lagi untuk menikmati semangkok nasi soto khas Indonesia. Begitu pula beberapa orang yang sudah puas dengan tempe kentang kering dan soto ayam Indonesia masih ingin mencicipi tom yam dan bi hun malaysia. Ikan bakar besar pun diletakkannya di piring. Pesta makan kali ini benar-benar meriah, baik dari sisi hidangan maupun pengunjung. Sampai-sampai, rumah bang Azhari yang luas seakan-akan tidak cukup untuk menampung para tamu. Terpaksa, beberapa orang pun merelakan diri untuk mengungsi ke halaman belakang rumah yang masih lega sambil menikmati udara segar musim gugur.

Setelah berlangsung sekitar tiga jam, acara lebaran pun berakhir. Para tamu diarahkan menuju halaman depan rumah untuk diambil gambarnya. Kamera digital besar lengkap dengan blits tinggi dan tripodnya sudah menunggu. Ketika semua orang sudah siap pasang gaya, kamera pun beroperasi secara otomatis mengabadikan even bersejarah tersebut. Persaudaraan dan persahabaran yang tulus di antara kedua negara serumpun itu sepertinya tidak terpengaruhi oleh situasi konflik di negeri masing-masing. Lebaran rupanya momen tepat untuk saling memaafkan dan berjabat tangan untuk mengukuhkan tali kekeluargaan yang sejati, khususnya di negeri rantau. Wa Allah a'lam.

2 komentar:

  1. wah enak banget tadz, jadi iri

    BalasHapus
  2. Hahaha...tapi itu bukan tujuan lho...
    Saya juga iri nih, nggak bisa lebaran di kampoeng halaman...(jadi 1-1 ya, sama-sama iri)

    BalasHapus

Introduction