Kamis, 21 Oktober 2010

CARA BERKUNJUNG KE ISTANA OBAMA

Minggu lalu saya berada di kota Alexandria, Virginia untuk melakukan penelitian lapangan di Pusat Islamic Relief Amerika. Kota ini sangat dekat dengan Washington DC. Bahkan, untuk menuju kota Alexandria, saya harus melalui bandara Washington DC-Reagan, bukan bandara Virginia. Ini menunjukkan bahwa kota ini berada di perbatasan propinsi Virginia, kota Washington DC, dan propinsi Maryland. Menariknya, Washington DC (Dictrict of Colombia) bukanlah state (propinsi) melainkan hanya kota berfungsi sebagai ibukota negara. Beda halnya dengan Indonesia yang beribukota Jakarta di propinsi DKI Jakarta.

Bersama Mister Gidion dari Ohio, saya berkesempatan berputar-putar keliling kota Washington DC. Kota ini memiliki sarana transportasi yang lengkap, cepat, dan murah. Kendaraan umum berupa bis dan kereta sangat menyenangkan. Dari rumah, saya naik bus Dash menuju stasiun kereta Trailway di jalan King Street. Dari situ, saya naik kereta Trailway menuju stasiun Federal Triangle dengan jarak tempuh sekitar 20 menit. Stasiun ini berada di bawah gedung Federal. Sedikit cerita, bahwa umumnya kereta api Amerika berada di bawah tanah sehingga tidak terhambat oleh lalu lintas kendaraan lain. Oleh sebab itu, perjalanannya lancar dan tepat waktu.


Sesampai di Federal Triangle, kita bisa langsung jalan-jalan menuju Gedung Putih, tempat para presiden Amerika bermarkas. Namun, sebelum menuju gedung itu, ada baiknya keliling dulu ke gedung DPR Amerika yang berada sekitar dua kilometer dari Gedung Putih. Gedung DPR itu disebut dengan House of representatitve atau US Capitol. Bentuk memang sangat megah. Di hadapan gedung itu terdapat lapangan yang luas yang bisa digunakan untuk orasi di depan masa pendukung partai. Di antara gedung putih dan gedung DPR terdapat bangunan mirip Monas yang mereka sebut Washington Monument. Para pengunjung juga bisa masuk dan naik hingga ujung tower.

Nah, setelah puas mengunjungi gedung DPR dan Monas Amerika, kita bisa masuk ke Lincoln Memorial yang lokasinya satu arah. Gedung in menurut cerita merupakan tempat para presiden menyampaikan pidato kenegaraan. Di depan gedung itu terbentang kolam yang luas. Adapun penamaan Lincoln Memorial itu karena di dalam bangunan megah itu terdapat patung besar Abraham Lincoln yang sedang duduk di kursi agungnya.

Kini tiba saatnya mengunjungi Gedung Putih. Rumah para presiden ini agak jauh dari Lincoln memorial. Untungnya, kediaman Obama ini di hari libur terkadang dibuka untuk umum. Namun, sebelum masuk area, seluruh pengunjung harus antri dulu untuk melewati pintu keamanan yang mirip di bandara. Seluruh barang bawaan digeledah dan discan dengan sinar X. Setelah dinyatakan aman, barulah kita boleh memandangi Pedung Putih sampai capek.

Pengunjung gedung putih tak terhingga jumlahnya. Mereka tidak hanya para turis asing, tapi turis lokal juga tak terkira jumlahnya. Mereka rela berpanas-panas mengantri demi mendapat satu tiket masuk. Saat memasuki area Gedung Putih, kita disuguhi foto-foto kegiatan presiden Obama dan Gedung Putih beberapa waktu terakhir, misalnya foto helikopter pribadi presiden dan pesta kembang api di depan gedung putih. Kemudian, kita bisa ambil foto sepuasnya dengan aneka gaya di depan kantor itu. Hanya ada satu catatan, kita tidak boleh ambil gambar bersama para petugas gedung tersebut. Kita juga harus pandai-pandai menata diri agar foto kita tidak campur dengan gambar orang lain yang lewat dengan tiba-tiba. Catatan lain, kita tidak boleh membawa makanan dan minuman karena Gedung Putih bukanlah tempat rekreasi, hehehe.

Di sebelah gedung itu terdapat taman bermain anak-anak. Tentu taman ini bukan dibuat untuk keperluan umum, namun dirancang khusus untuk anak-anak presiden. Kebetulan anak-anak Obama masih tergolong kecil sehingga mereka bisa sepuasnya bermain saat senggang.

Nah, setelah puas menikmati gedung putih, kita harus keluar melalui pintu khusus. Pintu ini juga dijaga oleh petugas yang cukup berwibawa. Ketika ada pengunjung yang akan masuk melalui pintu keluar selalu ditegur dengan keras tanpa diberi tahu jalan masuknya. Alhasil, ketika ada yang nekat masuk, petugas itu langsung mengusir mereka dengan suara galak.

Terakhir, kalau foto di depan istana Obama, kita tidak akan dapat pamandangan indah gedung itu. Paling-paling kita hanya dapat latar belakang lantai satunya atau taman di sekitar gedung. Nah, tips untuk mendapatkan seluruh gedung itu adalah kita ambil gambar dari luar arena White House, baik sebelum masuk atau setelah keluar. Meskipun dalam jarak agak jauh, namun kita akan dapat mendapatkan latar gedung putih yang menjadi simbul kekuatan Amerika itu secara keseluruhan.

Sekian dulu cerita jalan-jalan ke DC. Semoga kawan-kawan punya kesempatan yang sama untuk datang di lain waktu. Amin

4 komentar:

  1. sekarang baru bisa jalan2 dan lihat2 gedung putihnya,insyaAllah 10 sampai 20 th lg ustadz bisa masuk dan ngobrol dg presidennya

    BalasHapus
  2. Doa kiayi biasanya maqbul. Amin...Ustad Har....nunggu Mas Har jadi presidennya hehehe

    BalasHapus
  3. wah enaknya bisa jalan-jalan mas Dirman...sendiri lagi hahaha..sukses selalu mas Dirman

    BalasHapus
  4. Makasih, Mas. Sebenarnya sih nggak enak jalan-jalan sendiri, nggak seru....hehe...kalo rombongan yang rame....bisa makan bareng di pinggir kolam hhehehe

    BalasHapus

Introduction