Rabu, 06 Oktober 2010

MANAJEMEN BERBASIS KEMAMPUAN KERJA, MASIH VALIDKAH?


Manajemen memang tidak bisa lepas dari pembahasan bisnis. Pada era industri, banyak perusahaan bermunculan dengan gayanya masing-masing. Ketika mesin belum diperkenalkan, tenaga manusia merupakan sumber energi utama dalam proyek perusahaan. Ambil contoh, ketika orang mulai merakit mobil, para ahli mesin berkumpul di satu lokasi dan bahu-membahu merangkai mobil. Kerja gotong-royong ini ternyata hanya mampu membuat satu mobil dalam satu hari. Tenaga pekerja terkuras habis dengan hasil maksimalnya sebuah mobil rampung. Melihat pasar yang cukup menjanjikan, produksi satu mobil sehari rupanya masih kurang memuaskan. Manajer perusahaan berpikir keras untuk menciptakan alat dan sistem yang bisa mempercepat pekerjaan itu.

Sebut saja Adam Smith. Ahli ekonomi Amerika ini menyampaikan hasil penelitiannya bahwa untuk memproduksi barang secara efektif dan efisien, karyawan harus dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil berdasarkan keahliannya. Spesialisasi ini akan mempermudah seseorang untuk melakukan tugasnya tanpa harus berpindah-pindah tempat dan memikirkan keahlian baru pada waktu yang sama. Dalam hal pembuatan mobil, para pekerja dikelompokkan sesuai dengan skilnya. Dalam satu waktu, beberapa mobil dapat dirangkai bersama-sama. Setiap orang hanya menyelesaikan satu tugasnya. Ternyata, cara semacam ini dapat melipatgandakan produksi mobil hingga 45 kali. Luar biasa bukan? Oleh sebab itu, muncullah Teori Manajemen Ilmiah (Scientific Management Theory). 

Tokoh lain dari teori di atas adalah Frederick Taylor. Ia bahkan dikenal sebagai bapak manajemen. Taylor membuat empat aturan terkenal sebagai pilar dari manajemen berbasis skil ini. Isi dari pikirannya menegaskan perlunya memperhatikan skil yang dimiliki setiap karyawan dan menempatkannya dalam pos yang sesuai dengan bidangnya. Lalu, perlu dikembangkan sistem penggajian berdasarkan kualitas kerja. Penting pula  dibuat aturan tertulis tentang prosedur operasi standar yang memudahkan karyawan merujuk spesifikasi kerjanya. Terakhir, agar karyawan dapat meningkatkan skilnya, perlu dibuat semacam pelatihan penguatan profesi. Dengan begitu, kenaikan kualitas sumber daya manusia akan dapat memajukan perusahaan. 

Bagaimana nasib teori ini pada masa sekarang? Pada dasarnya, teori manajemen yang saat ini populer merupakan kelanjutan dari teori-teori terdahulu, termasuk teori manajemen ilmiah ini. Setiap perusahaan besar masa kini dapat dipastikan memiliki  satu bagian yang disebut Human Resource Development (HRD). Ini merupakan bukti konkret bahwa menejemen berbasis peningkatan mutu pekerja menjadi skala prioritas. Seleksi ketat yang dilaksanakan di setiap tahap penerimaan karyawan baru juga meneguhkan bahwa setiap orang harus bekerja sesuai dengan bidangnya. Jika seorang pelamar tidak memiliki skil dari pekerjaan yang ditawarkan perusahaan, dalam seleksi itu jelas ia akan terpental dan kalah dalam persaingan. Dengan demikian, manajemen berbasis kerja masih valid hingga saat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Introduction