Senin, 22 November 2010

BUDAYA HALLOWEEN DAN THANKSGIVING

Tiga minggu lalu, tepatnya 30-31 October, orang Amerika merayakan Halloween. Saya termasuk kuper dalam masalah ini. Pura-pura tidak tahu kalau ada Halloween, saya menghabiskan waktu di rumah saja. Tapi, karena mendengar banyak orang keluar malam dan memakai kostum aneh-aneh, saya jadi penasaran. Berkat undangan Margee dan mobilnya Harry, saya bisa melihat suasana malam haloween di sekitar Iowa City.

Haloween ternyata merupakan perayaan hantu-hantu bergentayangan di malam hari. Aneka pakaian dikenakan oleh anak-anak, remaja, mahasiswa bahkan orang tua. Mereka bertingkah laku seperti para roh yang berkeliaran bebas mengganggu manusia. Malaikat pencabut nyawa, kerangka berjalan, drakula, rambut gimbal atau badut kartun memenuhi jalanan. Anak-anak kecil yang dicorengi mukanya dengan aneka warna membuat suasana menjadi angker. Serunya, setiap rumah memasang minimal dua labu besar yang diukir seperti kepala tengkorak di halaman. Belum lagi lampu-lampu hias yang dibuat temaram sehingga kesan seram dapat menonjol.

Keramaian Halloween bisa dibilang mirip lebaran di Indonesia. Setiap keluarga berkunjung ke tetangga dengan kostum menyeramkan. Di rumah Margee, saya jadi tahu bahwa para tamu, terutama anak-anak, harus disuguhi permen atau kue kecil yang dimasukkan ke keranjang mereka. Ucapan "trict or treat" menjadi kalimat penyambut tamu, yang artinya mau ditunjukkan sebuah permainan tebak-tebakan atau langsung diberi permen. Sayangnya, banyak anak yang tak peduli dengan ucapan itu tapi mereka langsung saja menyerbu nampan permen yang beraneka ragam.

Nah, minggu ini, Amerika kedatangan lagi hari besar yang tak populer di Indonesia, yakni Thanksgiving. Awalnya saya kira kegiatan ini merupakan acara berbagi hadiah, ternyata tidak. Jumat lalu saya diundang oleh International Office kampus untuk memperingati Thanksgiving. Ternyata acaranya adalah makan malam bersama dengan menu utama ayam kalkun (Turkey). Ayam besar ini disandingkan dengan beberapa jenis bubur dan selai. Ya, rasanya lumayan, cuma agak aneh saja terutama selai yang rasanya asem pahit dan manis. Di samping itu, setiap orang mendapat sepotong kue dan air putih rasa jeruk nipis. Dalam acara ini, saya bisa berkumpul dengan para peneliti dan tamu kampus yang datang dari berbagai penjuru dunia. Kebetulan saya duduk dekat dengan peneliti dari Cina dan Jepang. Kami bertukar cerita tentang negeri masing-masing.

Thanksgiving sebenarnya jatuh pada hari Kamis depan (25 Nov). Saya sudah siap menghadiri acara ini di rumah Margee. Margee nanpaknya sudah menyiapkan hidangan ayam kalkun yang beratnya hampir 13 kilogram. Wah, sudah tidak sabar nih makan Turkey lagi. O ya, satu hal lagi, minggu ini kampus Iowa (dan nampaknya seluruh Amerika) libur satu minggu penuh untuk memperingati Thanksgiving. Orang Amerika sangat senang di liburan ini karena mereka dapat menikmati berbagai potongan diskon cuci gudang dari toko-toko ternama, sperti Best Buy dan Target, khususnya pada hari Jumat depan yang mereka sebut sebagai black Friday. Aneh-aneh saja ya budaya mereka....

1 komentar:

  1. waah ternyata seperti itu budaya thanks giving ya pak,ada yang bilang budaya mudiknya orang-orang AMereka :)

    BalasHapus

Introduction