Selasa, 10 Mei 2011

"HABIBIE", "GUS DUR" DAN "MEGA" DI UIN MALANG

Belum lama ini, UIN Malang mengundang Sinta Nuriyah ke kampus untuk meresmikan gedung perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang yang bernama KH Abdurrahan Wahid. Gus Dur dipandang layak untuk dijadikan sebagai simbul ilmu pengetahuan. Dengan bangga, Sinta Nuriyah memenjet tombol sirene sebagai tanda dimulainya penyebutan gudang ilmu itu sebagai Gedung Gus Dur.

Sebenarnya, bukan pertama kali nama presiden Indonesia menjadi nama bangunan di UIN Maliki Malang. Beberapa bulan lalu, BJ Habibie juga didaulat untuk meresmikan gedung Fakultas Sains dan teknologi yang diberi nama seperti dirinya. Kiprah Habibie di dunia sains yang mendapat pengakuan dunia layak diabadikan dalam nama pusat sains kampus Islami. Di samping itu, BJ Habibie dipilih karena beliau pernah menjabat sebagai presiden ke-3 republik ini.

Beberapa bulan ke depan, ada satu gedung lagi yang kan mendapat nama presiden. Gedung tersebut adalah gedung ilmu sosial yang meliputi fakultas Ekonomi, Psikologi, Hukum Islam (Syariah), dan Pendidikan Islam (Tarbiyah). Mau tahu namanya? Yakni presiden putri proklamator, Megawati Sukarnoputri. Dipilihnya nama ini karena Megawati dianggap simbul gerakan sosial di Indonesia khususnya di masa awal reformasi sekaligus mengenang jasa Megawati yang telah menandatangi SK perubahan STAIN Malang menjadi UIN Malang.

Lalu mengapa nama-nama presiden diangkat menjadi nama gedung kampus? Pastinya banyak alasannya di samping sejumlah pertimbangan di atas. Salah satu yang sering diungkap rektor, Prof. Imam Suprayogo, adalah agar mahasiswa yang belajar di kampus UIN Maliki Malang  bisa menjadi generasi unggul, unggul, dan unggul sehebat para presidennya….Bisakah? Hanya waktu yang akan menjawab….hehehehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Introduction