Rabu, 05 Maret 2014

BALIK LAGI KE IALF BALI

Hari ini adalah hari kedua aku di Bali. Rasanya seperti mimpi. Aku tak menyangka kalau aku akan duduk lagi sebagai siswa di IALF Bali. Sungguh, ini adalah pengalaman ulangan untuk yang kedua kali. Dulu, aku pernah kursus di sini selama 6 bulan. Waktu itu program yang aku ikuti adalah EAP (English for Academic Purposes) dalam rangka meningkatkan skor IELTS untuk memenuhi kualifikasi sebagai salah satu peserta Interdisciplinary Islamic Studies (IIS). Program S-2 IIS adalah program kolaborasi antara McGill University Kanada dan Kemenag. Program ini cukup prestisius karena pesertanya terseleksi secara ketat dan mendapatkan beasiswa kuliah sekaligus kursus di IALF Bali serta riset di Kanada.
Nah, setelah aku lulus seleksi, aku harus rela  meninggalkan Jakarta untuk mengenyam pendidikan ala Australia di Bali. Cukup lelah memang dan juga cukup tegang. Bayangkan saja, kami harus mencapai skor IELTS 6.5 jika ingin tetap melaju sebagai peserta IIS. Jika tidak, hemmm, bisa dibebastugaskan alias dikeluarkan. Oleh sebab itu, setia hari yang dipikir dibicarakan dan dikerjakan adalah Inggris, Inggris, dan Inggris. Semua skill harus dikuasai, tidak hanya reading dan listening, tetapi juga speaking dan writing. Dua hal terakhir ini sering jadi momok hampir setiap orang yang memperlajari bahasa asing. Namun, alhamdulillah, akhirnya aku bisa melewati masa-masa sulit itu dengan sempurna. Aku bisa mencapai target 6.5 dan berhasil menyelesaikan studi di IIS dalam waktu 2 tahun.
Kini, selama bulan Maret 2014, aku mengikuti program khusus yang diperuntukkan bagi dosen.  Nama program itu adalah CLIL (Content and Language Integrated Learning).  Aku harus berkompetisi dengan para dosen di UIN Malang untuk mendapat satu tiket ke IALF Bali. Alhamdulillah untuk yang kesekian kali, aku berhasil lulus seleksi dan sekarang kembali duduk sebagai murid. Hemm, senang juga bisa belajar lagi di bawah asuhan para tutor yang profesional. Aku berharap setelah program ini, aku bisa mewujudkan impianku menjadi dosen yang berkualitas dunia seiring dikukuhkannya UIN Malang sebagai World Class University. Semoga. amin

Introduction