Jumat, 16 Mei 2014

UIN Malang Nglurug ke Kejari

Hari Rabu, 14 Mei 2014, keluarga besar UIN Maliki Malang menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor kejaksaan negeri Malang. Aksi ini diawali dengan pengumpulan tanda tangan di atas kain putih sepanjang puluhan meter bertuliskan “Save Our Campus, Save Our Teacher, Imam Suprayogo.” Penggalangan tanda tangan ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa Prof Imam yang kini disebut sebagai tersangka oleh kejaksaan Malang merupakan sosok yang sangat dicintai. Kiprahnya tak dipungkiri telah meningkatkan martabat kampus Islam yang selama ini kurang berwibawa. UIN Malang yang kini bertengger salah satu kampus favorit adalah sebuah bukti kegigihan dan kerja keras beliau selama 16 tahun memimpin kampus.

Mahasiswa, dosen, dan karyawan dengan semangat berbondong-bondong memadati jalan Raden Intan Malang. Mereka mengendarai bus, mobil, angkot, motor, hingga ambulan agar bisa ikut serta berunjuk rasa. Sesampai di kantor kejaksaan,  massa yang dikomando oleh ketua unit kemahasiswaan dan para kyai makhad duduk bersila secara tertib dan rapi sambil melantunkan shalawat nabi. Selang beberapa waktu, Sesepuh makhad, Kyai Chamzawi, memimpin doa istighatsah bersama. Istighatsah berlangsung dengan khusyu’ meskipun di bawah sinar matahari yang mulai panas. Para polisi yang sejak awal  bertanggung jawab soal keamanan aksi ini setidaknya dapat sejenak bersantai sambil tetap siaga.

Setelah  istighatsah selesai dan sedang dibacakan doa penutup, tiba-tiba massa melihat Prof Imam keluar dari gedung kejaksaan sekitar pukul 10.30 WIB. Spontan,  alunan lagu thala’al badru berkumandang. Suasana semakin haru ketika prof Imam mendatangi massa sambil bercengkrama. Banyak dari mereka yang tak sempat berjabat tangan dengan beliau. Tak lama kemudian, beliau naik mobil dan keluar area kejaksaan. Para pengunjuk rasa terlihat bahagia bahwa pahlawan mereka tetap sehat dan tegar menghadapi cobaan ini. Unjuk rasa selesai dan massa pun membubarkan diri untuk kembali beraktifitas di kampus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Introduction